Mengejar Mimpi di SMK Purnama Bakti - Literasi Selasa Pagi

 

Pagi itu, matahari baru saja naik dari ufuk timur. Sinar kuningnya memantul di kaca-kaca jendela kelas SMK Purnama Bakti. Angin pagi membawa aroma embun yang segar, bercampur dengan suara tawa siswa-siswi yang baru saja tiba di sekolah. Di lapangan, terlihat sekelompok siswa yang sedang bercakap-cakap sambil memegang buku. Mereka membicarakan mimpi mereka setelah lulus nanti.

“Gue pengen banget kerja di perusahaan desain grafis ternama,” kata Rafi, siswa kelas XI DKV, sambil membolak-balik sketchbook miliknya.

“Kalau aku sih, pengen buka bengkel motor sendiri. Udah dari kecil suka bongkar mesin,” timpal Reza, siswa jurusan TBSM.

Sementara itu, Siti dari jurusan TKJ berkata, “Aku mau jadi programmer dan punya startup teknologi yang bisa bantu UMKM di desa.”

Mereka semua memiliki impian. Namun, impian itu tidak akan tercapai hanya dengan berbicara. Butuh usaha, disiplin, dan yang terpenting: menempuh jalan yang benar.

1. Mimpi itu Gratis, Tapi Mewujudkannya Butuh Biaya

Semua orang bebas bermimpi, bahkan mimpi yang paling besar sekalipun. Namun, untuk mewujudkannya, diperlukan pengorbanan. Biaya yang dimaksud bukan hanya uang, tapi juga waktu, tenaga, dan kesabaran.

Misalnya, jika ingin menjadi desainer grafis hebat, kamu harus rela begadang belajar software, berlatih menggambar setiap hari, bahkan saat teman-temanmu sedang bermain game.
Kalau ingin jadi mekanik motor yang andal, kamu harus siap tanganmu kotor oli, mau belajar dari kesalahan, dan rajin memperbarui ilmu tentang teknologi motor terbaru.
Dan kalau ingin menjadi programmer, kamu harus siap duduk berjam-jam mempelajari bahasa pemrograman, mengatasi error yang membuat pusing, dan terus berinovasi.

Mimpi tanpa usaha hanya akan menjadi angan-angan.

2. Jalan Pintas yang Menyesatkan

Di zaman sekarang, godaan untuk mengambil jalan pintas sangat besar. Ada yang ingin cepat kaya dengan cara curang, ingin cepat terkenal dengan membuat konten yang merugikan orang lain, atau ingin cepat sukses tanpa belajar.

Padahal, kesuksesan yang dicapai dengan cara yang salah biasanya berumur pendek. Lebih buruk lagi, bisa merusak reputasi dan masa depan.
Banyak orang yang menyesal karena memilih jalan pintas. Mereka lupa bahwa proses adalah bagian terpenting dari kesuksesan. Tanpa proses, kita tidak akan punya pengalaman, tidak tahu bagaimana menghadapi masalah, dan mudah jatuh ketika diuji.

3. Nilai Kejujuran dan Amanah

Kita bisa belajar dari kisah Abdurrahman bin Auf, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW yang terkenal sebagai pedagang sukses. Rahasianya sederhana: jujur dan amanah.
Ketika berdagang, ia tidak pernah menipu pembeli, selalu memberikan kualitas terbaik, dan tidak mengambil keuntungan berlebihan.
Hasilnya, orang percaya padanya, dan kepercayaan itu justru menjadi modal terbesar dalam bisnisnya.

Di dunia kerja modern pun, kejujuran tetap menjadi nilai yang paling dicari. Perusahaan lebih memilih karyawan yang jujur tapi mau belajar, daripada karyawan pintar tapi suka berbohong.

4. Ilmu adalah Modal yang Tidak Pernah Rugi

Bayangkan kamu punya modal uang 1 juta rupiah. Uang itu bisa habis kalau dibelanjakan. Tapi kalau kamu punya ilmu, justru bisa menghasilkan uang berkali lipat.

Itulah mengapa belajar di SMK itu sangat berharga. Di sini, kamu tidak hanya diajarkan teori, tetapi juga keterampilan praktis yang langsung bisa dipakai di dunia kerja.
Mau masuk dunia industri? Bisa. Mau jadi wirausaha? Bisa.
Namun, semua itu hanya akan berhasil kalau kamu mau belajar sungguh-sungguh, bertanya jika tidak paham, dan berlatih meski tidak ada tugas.

5. Lingkungan yang Membentuk Karakter

Lingkungan sekolah seperti SMK Purnama Bakti adalah tempat yang aman untuk berlatih gagal dan bangkit lagi.
Saat kamu salah menjawab soal, guru tidak akan langsung memecatmu seperti di dunia kerja. Saat kamu gagal membuat desain atau merakit mesin, kamu masih punya kesempatan untuk memperbaikinya.

Gunakan masa sekolah ini untuk membentuk karakter: disiplin, tepat waktu, menghargai orang lain, dan tidak mudah menyerah. Karakter ini akan menjadi nilai tambah yang membuatmu berbeda dari orang lain di luar sana.

6. Jangan Bandingkan Prosesmu dengan Orang Lain

Kadang, kita melihat teman yang lebih cepat sukses dan merasa minder. Padahal, setiap orang punya waktunya sendiri.
Seorang petani tidak akan memanen jagung dan padi di hari yang sama, karena mereka punya masa tumbuh yang berbeda. Begitu juga dengan mimpi.

Yang terpenting adalah tetap bergerak maju, walau pelan. Lebih baik berjalan lambat di jalan yang benar, daripada berlari kencang di jalan yang salah.

7. Jadikan Tuhan sebagai Kompas

Apa pun cita-citamu, jangan lupakan doa. Usaha tanpa doa membuat kita sombong, doa tanpa usaha membuat kita malas.
Seimbangkan keduanya. Jangan lupa juga untuk membantu orang lain di sepanjang perjalananmu. Kadang, kesuksesan datang bukan hanya dari kerja keras, tapi juga dari kebaikan yang kita tanam di hati orang lain.

Pagi itu, bel tanda masuk berbunyi. Rafi, Reza, dan Siti saling tersenyum. Mereka tahu, jalan untuk mewujudkan mimpi tidak mudah. Tapi mereka juga tahu, dengan usaha, kejujuran, dan doa, mereka bisa sampai di tujuan.
Dan yang terpenting, mereka ingin sukses tanpa harus kehilangan harga diri.

 

Refleksi / Tugas Literasi

1. Bagi yang membawa HP: Tulis di kolom komentar literasi hari ini, apa inti dari bacaan ini menurutmu. Sertakan satu kalimat motivasi yang kamu buat sendiri dari bacaan ini.
2. Bagi yang tidak membawa HP: Tulis jawaban di buku tugas literasi, lalu serahkan kepada guru di jam pelajaran pertama untuk diperiksa.
3. Panjang jawaban minimal 1 Paragraf pendek.